Delegasi LAMDIK: Tunjukkan Inisiatif Global pada Konferensi Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi INQAAHE di Tokyo

12 Jun, 2025

Tokyo, 16 Mei 2025

Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) turut memeriahkan konferensi internasional yang digelar oleh International Network for Quality Assurance in Higher Education (INQAAHE) pada 14-15 Mei 2025 di Tokyo, Jepang. Kehadiran delegasi LAMDIK tidak hanya menjadi ajang pertukaran gagasan dan pengalaman dalam bidang penjaminan mutu pendidikan tinggi level internasional, tetapi juga sekaligus sebagai wadah untuk memperkenalkan inisiatif strategis dalam transformasi sistem akreditasi atau sistem penjaminan mutu yang bereputasi global.

Delegasi LAMDIK dipimpin langsung oleh Ketua Umum LAMDIK Prof. Muchlas Samani dengan beberapa para kepala divisi, di antaranya Ketua Pembina LAMDIK sekaligus pakar pendidikan Prof. Dr. Ganefri, Prof. Dr. Sofia Hartati, Direktur Akreditasi Prof. Dr. Aceng Hasani, Sekretaris Eksekutif Prof. Dr.Yuni Sri Rahayu, dan Tsuroyya, M.A.

Tema pada konferensi ini sangat menarik, yaitu The Big Bang Theory: The Quality Assurance Paradigm Shift. Tema ini sangat relevan sebab mengangkat peran teknologi informasi dan kecerdasan artifisial (AI) dalam merevolusi sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi.

Konferensi diikuti lebih dari 300 peserta yang berasal lebih dari 60 negara, termasuk perwakilan lembaga akreditasi, akademisi, dan praktisi pendidikan. Kegiatan terbagi dalam beberapa sesi paralel, panel diskusi, dan pameran poster hasil penelitian yang menampilkan inovasi terkini di bidang evaluasi mutu pendidikan. LAMDIK menjadi salah satu inisiator strategis global pada penjaminan mutu bidang pendidikan pada level dunia.

Dalam forum tersebut, Prof. Muchlas Samani selaku ketua delegasi LAMDIK menyampaikan dua langkah penting LAMDIK. Pertama, perlunya Pembentukan Konsorsium Lembaga Akreditasi Negara-Negara Islam.
Inisiatif ini bertujuan memperkuat kolaborasi antarlembaga akreditasi di negara-negara Islam untuk menyusun standar penjaminan mutu yang relevan dengan nilai keilmuan dan budaya lokal. Konsorsium ini akan menjadi wadah berbagi praktik terbaik dan memperkuat posisi negara-negara Islam dalam peta akreditasi global,” ujar Muchlas.

Kedua, perlunya Kerja Sama dengan HEEACT Taiwan. Usul LAMDIK ini perlu ditindaklanjuti ke arah kolaborasi dengan Higher Education Evaluation and Accreditation Council of Taiwan (HEEACT) dalam tiga bidang:

  1. Riset dan publikasi bersama terkait sistem penjaminan mutu.
  2. Pengembangan akreditasi micro-credential untuk mendukung pembelajaran fleksibel dan berbasis keterampilan.
  3. Pertukaran asesor guna meningkatkan kapasitas dan perspektif internasional dalam proses akreditasi.

LAMDIK juga mengusulkan pentingnya Integrasi Teknologi (IT) dalam peoses akreditasi. Hal ini sangat penting karena urgensi adopsi teknologi digital, terutama AI, dalam proses akreditasi. Diskusi mengemukakan pentingnya sistem evaluasi berbasis data real-time, penggunaan algoritma untuk analisis mutu institusi, serta platform digital yang meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

Partisipasi LAMDIK dalam forum bergengsi ini diharapkan mampu memperkuat posisi dan reputasi Indonesia sebagai pemain aktif dalam penjaminan mutu pendidikan global. Inisiatif konsorsium negara Islam juga berpotensi membuka peluang kerja sama pendidikan antarnegara anggota, sementara kolaborasi dengan HEEACT dapat meningkatkan kredibilitas dan daya saing institusi pendidikan Indonesia di kancah internasional. @lamdik.terdepan.tepercaya.