Kualitas Asesmen LAMDIK Disebut Setara Praktik Internasional

Lampung – Pelaksanaan asesmen lapangan oleh asesor LAMDIK di Program Studi S3 Pendidikan FKIP Universitas Lampung (UNILA), dinilai setara dengan praktik asesmen akreditasi di luar negeri. Hal itu terlihat dari etika, cara berdiskusi, dan penggunaan bahasa yang santun.
Demikian disampaikan Prof. Hasan Hariri, Ph.D, Koordinator Program Studi S3 Pendidikan FKIP UNILA. Hal itu disampaikannya saat Tim LAMDIK melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) akreditasi di kampusnya beberapa waktu lalu.
Menurut Prof Hasan, para asesor LAMDIK menunjukkan sikap yang humanis sepanjang proses asesmen lapangan. Data yang disajikan tidak dihakimi, melainkan dibahas melalui permintaan klarifikasi yang disampaikan dengan santun dan membangun.
”Pendekatan ini membuat suasana asesmen terasa lebih cair dan tidak menegangkan. Kami jadi terdorong untuk menyampaikan seluruh data secara terbuka dan apa adanya,” katanya di tengah proses Monev LAMDIK yang dihadiri Dekan, Wakil Dekan, Sekretaris LP3M, dan 20 Koordinator Program Studi FKIP UNILA.
Prof. Hasan mengaku awalnya sempat merasa deg-degan ketika menghadapi para asesor. Kekhawatiran tersebut perlahan mencair setelah melihat sikap asesor LAMDIK yang terbuka, ramah, dan komunikatif sejak awal asesmen.
”Kami juga diberikan ruang untuk melakukan pengecekan akhir terhadap data yang disampaikan. Kesempatan ini kami manfaatkan untuk memastikan seluruh informasi yang disajikan dalam proses akreditasi merupakan data yang paling optimal dan akurat,” kata Prof Hasan yang juga alumni S3 School of Business, James Cook University, Australia.
Bersiap Menjadi Lembaga Akreditasi Internasional
Prof. Dr. Joko Nurkamto, Ketua Pengembangan dan Evaluasi LAMDIK, mengapresiasi pernyataan Prof. Hasan. ”Setelah memperoleh pengakuan keselarasan dengan international standards and guidelines dari INQAAHE, LAMDIK tengah mempersiapkan diri bertransformasi menjadi Lembaga Akreditasi Internasional (LAI). Tentu diperlukan dukungan dari para asesor yang memiliki kapasitas dalam melakukan akreditasi internasional,” urainya.
Menurut Prof. Joko, yang juga Ketua Dewan Profesor Universitas Sebelas Maret (UNS), asesmen lapangan yang dilakukan para asesor LAMDIK tidak hanya berfungsi sebagai proses evaluasi. Asesmen tersebut juga menjadi ruang pembelajaran dan penguatan mutu yang berlangsung dalam suasana profesional, kolaboratif, serta berorientasi pada peningkatan mutu berkelanjutan.



