Dili Timor Leste, 25 September 2024.
LAMDIK/ACE telah laksanakan AL internasional pada Program Studi Bacherlato do Ensinu Báziku (B.EB.) di Instituto Católico para a Formação de Professores (ICFP) di Baucau, Timor Leste. Pelaksanaan AL ini mendasarkan pada hasil Asesmen Kecupuan pada dokumen SER ICRP prodi tersebut sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pelaksanaan AL berlangsung sejak selama 22 s.d 25 September 2025. Bertindak sebagai tim asesor AL pada prodi tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Ivan Hanafi, M.Pd. (sebagai koordinator), Prof. Dr. Phil. Ikhfan Haris, M.Sc. (Local Expert yang sekaligus sebagai Atdikbud RI Timor Leste), dan Prof. Rooselyna Ekawati, Ph.D (Assessor 1), dan Dr. Widya Karmila Sari Achmad, M.Pd (Assessor 2).
Kegiatan AL dilaksanakan secara luring penuh pada tanggal 22-25 September 2024, Hari pertama perjalanan dan kedatangan dari Indonesia ke Timor Leste, hari kedua dan hari ketiga AL penuh di kampus, dan hari keempat perjalanan Timor Leste ke Indonesia. Kegiatan AL pada hari kedua, Senin 23 September 2024, pukul 8.00, kedatangan Tim Asesor disambut dengan upacara adat selamat datang dan pengalungan selendang Timor Leste oleh Direktur Instituto Católico para a Formação de Professores (ICFP), Br. Paul Gilchrist dan jajaran pimpinan ICFP lainnya di halaman kampus dengan dihadiri oleh para dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Agenda dilanjutkan dengan pembukaan Asesmen Lapangan (AL) di ruang pertemuan, yang dihadiri oleh pimpinan dan dosen ICFP. Diawali sambutan oleh Direktur ICFP dan dilanjutkan dengan penyajian video profil ICFP. Selanjutnya, tim Asesor menyampaikan pengenalan dan maksud serta tujuan AL di ICFP, disampaikan oleh Koordinator, yang intinya untuk melakukan klarifikasi, verifikasi, dan konfirmasi terhadap data dan informasi terhadap dokumen Self Evaluation Report (SER) yang telah dikirimkan oleh ICFP ke LAMDIK. Kegiatan AL mulai masuk pada acara inti, pukul 09.00-12.00 Waktu Dili dengan wawancara dan diskusi terkait dengan komponen SER yang terdiri atas 7 kriteria. Asesor menggunakan dokumen hasil Asesmen Kecukupan (AK) sebagai dasar melakukan klarifikasi, verifikasi, dan konfirmasi data. Di pihak ICFP diwakili oleh dua orang Deputi Direktur, Juvinália Antónia de Fátima Ribeiro, B.EB., M.Ed., Deputy Director of Quality Assurance dan Paula Maria F. dos Reis, B.EB.,L.Ed.,M.PNLM., Deputy Director of Academic Affairs. Diskusi dan tanya-jawab yang dilakukan oleh tim Asesor, terutama untuk mengonfirmasi sejumlah butir yang tidak/belum dijelaskan secara detil pada SER ICFP.
Butir-butir dimaksud yang belum dijelaskan sehingga masih memerlukan klarifikasi dari UPPS dan PS terutama terkait dengan butir (1) Study Programme/Study Programme’s Scientific Vision, (2) Pedagogical Practices / Micro-teaching, (3) Pedagogical Practices / Teaching Internship, (4) Resources /Cooperation and Partnership, (5) Research and Community Services/Staff’s Productivity in Research and Community, dan (6) Quality Assurance / Internal Quality Assurance and Continuous Improvement.
Setelah istirahat dan makan siang, yang disiapkan oleh pihak ICFP, kegiatan AL dilanjutkan dengan cek lapangan terkait dengan fasilitas yang tersedia pada ICFP. Diantaranya, terdapat laboratorium komputer dengan mahasiswa sedang praktik menelusuri bahan bacaan di internet. Hal yang menarik adalah, sejumlah mahasiswa mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan menelusuri bahan bacaan dari jurnal berbahasa Indonesia, yang digunakan untuk menyelesaikan tugasnya dalam bahasa Portugis. Mereka lebih memilih bahasa Indonesia, dibanding bahasa Inggris, karena mudah memahami subtansi materi yang disajikan. Perpustakaan menjadi salah satu andalan ICFP untuk mendorong mahasiswa belajar dengan sejumlah buku dengan sedikitnya terdapat 3 bahasa, yakni Portugis, Inggris, dan Bahasa Indonesia. Fasilitas laboratorium IPA, sedang dalam pembangunan dan diharapkan pada akhir tahun ini sudah dapat digunakan.
Sesi selanjutnya, dilakukan wawancara terkait dengan Komisi Penelitian yang baru dibentuk dalam satu tahun terakhir. Hadir sebagai anggota komisi tersebut 2 orang dosen yang telah memaparkan pandangannya tentang tujuan dan fungsi komosi etik tersebut guna menjamin budaya mutu di perguruan tinggi.
Kegiatan AL hari berikutnya (hari ketiga) dimulai pk 8.00 dan diawali pertemuan dengan mahasiswa dan alumni di ruang terpisah. Pada pertemuan dengan alumni, banyak diperoleh data dan informasi untuk menguatkan laporan SER ICFP. Hasil pertemuan dengan alumni menggambarkan bahwa (1) dari alumni yang hadir 12 orang, 40% diantaranya adalah guru sekolah dasar negeri di Distrik Baucau, Timor Leste, (2) waktu tunggu mendapatkan pekerjaan setelah lulus, jawaban alumni kurang dari 2 (dua) bulan. Bahkan ada diantaranya satu hari setelah wisuda, langsung masuk bekerja sebagai guru sekolah dasar swasta, bahkan lagi ada yang sudah mengajar sebelum mereka lulus, (3) guru yang sudah mengajar di sekolah, umumnya menjadi panutan bagi guru yang berasal dari kampus lain. Misalnya dalam menyiapkan pelajaran, metode mengajar di kelas, penguasaan kelas, dan mengimplementasikan pendekatan pembelajaran student center learning, (4) saat belajar di kampus ICFP, alumni menyatakan mereka mendapatkan bimbingan yang memadai dari dosen-dosen, tidak hanya memberi kuliah tetapi membimbing calon guru untuk percaya diri dalam mengajar di kelas, (5) kampus ICFP telah menerapkan sistem kehadiran dosen setiap hari dengan presensi finger print sebanyak 4 kali dalam sehari. Dengan demikian, dosen-dosen mudah ditemui mahasiswa di saat perkuliahan, (6) ICFP mempunyai program professional development bagi guru-guru alumni, yakni setiap tahun mengundang guru untuk workshop untuk memberikan wawasan baru, dalam pembelajaran. Di samping itu, para alumni juga diminta berbagi pengalaman selama mengajar untuk disampaikan kepada mahasiswa di ICFP, dan (7) penghasilan para guru sekolah dasar dari lulusan ICFP, yang pada awalnya US$ 160 dan sekarang rata-rata mendapat gaji US$ 300-400 dalam sebulan. Di Distrik Baucau Upah Minimum Regional (UMR) adalah US$125. Jadi penghasilan guru lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata upah yang diterima oleh pegawai di luar sekolah.
Saat sesi wawancara dengan pengguna lulusan yang menghadirkan Kepala Dinas Pendidikan Distrik Baucau, Kepala sekolah negeri dan swasta, dan pengurus yayasan. Hasilnya menunjukkan bahwa pada umumnya berpendapat lulusan dari ICFP mempunyai kinerja yang baik dan berencana untuk terus menjalin kerja sama, terutama untuk menambah guru lulusan ICFP. Bahkan ada informasi, salah seorang lulusan ICFP angkatan pertama menjadi Kepala Dinas di salah satu distrik di Timor Leste.
Untuk meningkatkan kualitas lulusan ke depan para pengguna lulusan juga memberikan beberapa saran perbaikan, diantaranya (1) lulusan ICFP perlu dibekali dengan penguatan karakter, terutama Emotional Quation (EQ) yang lebih baik, (2) diperlukan pembekalan calon guru dengan penguatan kepemimpinan (leadership), agar dapat mempersiapkan diri ketika menjadi pimpinan/kepala di sekolah atau di institusi/tempat bekerja lainnya, (3) diperlukan penguatan pada aspek disiplin dalam bekerja dan keterampilan soft skills lainnya kepada mahasiswa, (4) dalam upaya untuk melibatkan anak berkebutuhan khusus, agar program inklusi menjadi perhatian dalam penerimaan mahasiswa baru.
Kegiatan AL diakhiri dengan melakukan pertemuan dengan pimpinan ICFP pada kegiatan wrap-up hasil konfirmasi dengan berbagai unsur selama 2 hari penuh selama di kampus. Beberapa catatan kecil diberikan oleh pimpinan ICFP terhadap hasil konfirmasi yang dituangkan dalam Berita Acara (BA) pelaksanaan AL. Sebelum acara penandatangan BA, disampaikan ucapan terima kasih oleh Direktur ICFP, Br. Paul Gilchrist, atas kunjungan AL dan diskusi selama 2 hari penuh di kampus ICFP.
Pelaksanaan AL internasional ini merupakan salah satu langkah dan bukti nyata bahwa reputasi LAMDIK sebagai lembaga penjaminan mutu terdepan-terpercaya di bidang pendidikan telah diakui oleh lembaga penyelenggara pendidikan tingkat internasional. Salam@lamdik.